abraham setyanugraha. Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

Followers

Labels

Sabtu, 07 April 2012

Irfan Haris, SMAN 1 Pringsewu ‘Saya Ingin Jadi Dokter’

irfan harisPrestasi Irfan Haris, pelajar asal SMAN 1 Pringsewu yang meraih medali emas pada pada Olimpiade Biologi Internasional, membanggakan Lampung. Di tengah kondisi Sai Bumi Ruwa Jurai (istilah lain untuk provinsi Lampung) yang  tengah hangat  dengan situasi politik  di mana pemilihan pilkada menjadi sentral perhatian masyarakat setempat, Irfan, memberikan suasana baru yang  membuat para pelaku politik dan masyarakat setempat , sejenak menolehkan kepala  pada hasil spektakuler  yang dicapai siswa jenius  ini.
Di  ajang olimpiade biologi internasional, Irfan  menempati urutan ke-6 dari 233 peserta yang berasal dari 60 negara. Ia menempati posisi tertinggi dari empat utusan  yang dikirim Indonesia. Selain Irfan, tiga rekannya yakni Harun Reza Sugito dari SMAK 1 BPK Penabur Jakarta, juga memperoleh medali emas  dan berada pada urutan ke-10. Kemudian, Danang Crysnanto dari SMAN 1 Wonogiri meraih medali perunggu. Thoriq Salafi, siswa MAN Insan Cendekia Tangerang juga meraih medali perunggu.
Perolehan medali di tingkat internasional ini memuluskan impian Irfan untuk menjadi seorang dokter. Irfan Haris, putra sulung dari empat bersaudara pasangan Hariyadi (PNS di dinas pertanian) dan Bariah (guru bahasa Inggris), sejak kecil memang telah terobsesi menjadi seorang dokter. Beasiswa dari Kemendiknas mulai  dari jenjang S-1, S-2, hingga S-3 akan ia manfaatkan untuk mewujudkan cita-cita mulianya tersebut.

“Saya ingin melanjutkan ke UI, ITB atau UGM. Untuk (Fakultas) Kedokteran, mungkin saya akan memilih UGM atau UI. Namun jika tidak, saya memilih menjadi ahli biologi dan memilih kuliah di ITB,” katanya sambil tersenyum senang.
Pemuda pendiam dan cerdas ini mengaku memiliki IQ 137. Dukungan sang bunda juga ayahnya, membuat kemampuan otaknya kian meningkat sehingga prestasi nya di berbagai bidang yang berkaitan dengan edukasi  semakin bersinar.  Sejak kecil, selain belajar, Irfan juga dikenal taat beribadah. Bahkan, hingga saat ini dia tidak pernah melewatkan waktu selepas magrib hingga menjelang isya untuk mengaji.  Di tengah degradasi moral yang melanda generasi muda masa kini, di mana  era globalisasi  dan era teknologi menjadi  hal yang utama, apa yang dilakukan Irfan layak dijadikan contoh. Sebab jika tidak ada keseimbangan antara agama, sains dan teknologi maka pengikisan ideologi  yang  mengarah pada pemujaan teknologi akan membuat  generasi muda kehilangan kendali. Mereka dapat menjadi sosok yang egois, acuh tak acuh, melupakan norma-norma ketimuran dan norma-norma agama,  serta autis terhadap teknologi, seperti  kecanduan terhadap internet, twitter, facebook dan lain sebagainya.
Siswa kelas XII SMAN 1 Pringsewu tersebut tidak terlena dengan apa yang sudah diperolehnya, baginya belajar dan belajar adalah tujuan utamanya untuk mencapai apa yang diidam-idamkannya. Seusai mengikuti IBO ke-21 di Changwon, Korea Selatan, dia kembali bergabung dengan tim OSN Provinsi Lampung untuk men gikuti OSN di Medan awal Agustus mendatang untuk cabang kimia. “Mohon doanya agar sukses,”  pintanya dengan nada merendah.
Menurut Irfan, kedua orang tuanya sangat mendukung  apa yang dilakukannya. Sejak dia duduk di bangku SD, ia sudah diarahkan untuk rajin membaca. Kalau akan ulangan, kedua orangtuanya menemani dirinya  berlatih mengerjakan soal. Jadi, perhatian dari orang tua itu sangat membantu agar seseorang  bisa meraih prestasi terbaik.  Irfan menuturkan,  bibit unggul di seluruh provinsi Lampung cukup banyak. Bahkan, dari 19 peserta OSN Lampung  yang ikut ke Medan tahun ini, 16 di antaranya berasal dari luar Bandar Lampung. Ini berarti, hanya tiga siswa asal Bandar Lampung yang berpartisipasi pada ajang ini.
Irfan mengatakan kondisi Pringsewu yang kondusif untuk belajarlah yang membuatnya tetap bertahan di kota kecil itu. “Sebenarnya ada tawaran untuk sekolah di Bandar Lampung, bahkan di Jakarta. Namun, Pringsewu menurut saya jauh lebih kondusif untuk belajar karena belum banyak gangguan,” kata dia.
Untuk mengejar ketertinggalan pelajaran, Irfan selalu mendapat bahan pelajaran dan ulangan harian yang dikirim via e-mail oleh para guru. Menurut Kepala SMAN 1 Pringsewu Syamsir Kasim, meskipun muirdnya kerap meninggalkan sekolah, prestasi Irfan sangat membanggakan.

sumber: siswapsma.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar